Quotes

Wrist Cut? Ternyata ada banyak banget orang yang melakukan wrist-cut. Dari mulai goresan-goresan tipis, sampai luka dalam yang menyebabkan bekas lukanya ga hilang! Gw dah search lewat internet, dan hasilnya banyak banget yang bikin gw tercengang. Pada awalnya jelas, gw terheran-heran dan bertanya-tanya “Apa sih yang mereka mau? Se-penting itu kah membuat goresan di tubuh mereka? Lebai pisan! Apa ga terlalu ekstrim? Berlebihan deh!”. Tapi setelah membaca banyak-banyak kasus, gw mencoba untuk memahami dan berada dalam posisi mereka yang labil. Untuk orang-orang yang baru banget mengetahui hal ekstrim semacam ini, tolong pahami mereka aja. Mereka butuh banget bantuan, bukan cemoohan. Oke. Ini beberapa curhatan mereka aja, salah tiga dari banyakan yang sudah gw donlot.

…………………………………………

“gw melukai diri gw dengan beberapa alasan, tergantung dengan apa yang sedang gw pikirin saat itu. Terkadang gw ngelakuin itu semua sebagai sebuah bentuk untuk ngebebasin rasa sakit yang saat itu sedang gw rasakan. Di lain waktu gw melakukan hal itu sebagai bentuk untuk menghukum diri gw sendiri, atau karena saat itu gw sedang marah pada diri gw sendiri, walaupun sebenarnya penyebabnya selalu orang lain. Terkadang juga gw ingin menyerukan kepada dunia bahwa gw butuh bantuan, dan inilah buktinya. Gw adalah korban ‘incest’, hal ini membuat gw berpikir bahwa rasa sakit emosional yang gw rasakan bakal selalu hidup bersama dengan diri gw, kecuali gw berhasil keluar dari tubuh gw sendiri”. (Dianne, 30, Canada)

“gw menyayat diri gw sendiri karena gw merasa harus melepaskan semua rasa sakit yang gw rasakan dari dalam diri gw. Rasa sakit dari sayatan yang gw buat, merupakan bentuk pengeluaran yang paling ingin gw rasakan. Terasa bagaikan segala rasa sakit emosional gw keluar dari dalam tubuh gw dengan melihat darah yang mengalir dari balik kulit gw itu. Gw tahu, beberapa orang akan menganggap hal ini menjijikan. Itu karena mereka ga melakukan semua hal ini. Ya, sekarang gw sedang menjalani terapi untuk orang-orang yang melakukan SI (Self-injure)”. (Chrissy, 17, USA)

“umur gw 12 tahun! Gw mencoba untuk membunuh diri gw sendiri dua kali, tapi berubah pikiran sebelum benar-benar terjadi, dan pada akhirnya meninggalkan bekas luka. Nyokap gw melihat bekas luka itu, tapi dia ga berpikir bahwa gw mencoba bunuh diri. Gw juga ga bilang ke dia. Gw menyayat diri gw hampir tiap hari. Entah kenapa gw berpikir bahwa hidup gw bakal menjadi lebih baik dengan sayatan-sayatan ini, tapi gw takut kalau suatu hari nanti gw benar-benar membunuh diri gw sendiri sebelum hidup gw menjadi lebih baik seperti yang gw mau. Dan sampai sekaran gw ga tahu harus berbuat apa.” (Laurent, 12, USA)